Assalamu alaikum wr. wb.
 
Buku yang anda  baca  ini,  adalah  karya  sdr.  Zulkarnain,
tentang  dasar dasar fikirannya mengapa ia sudah mengalihkan
agamanya  dari   Kristen   kepada   Islam.   Bertolak   dari
fikiran-fikiran rasionil, sebagai pisau analisa yang pertama
untuk meletakkan dasar-dasar kepercayaannya, sdr. Zulkarnain
sudah  menjelajah  bagian  demi  bagian dari perjanjian lama
kepada perjanjian baru dan sekaligus mengadakan perbandingan
dengan Al Qur'anul Kariem.
 
Sebagai   putera   zaman,   yang  mementingkan  ratio,  yang
mementingkan akal budi dan  fikiran  yang  sehat,  dan  yang
kebahagiaannya  ingin  dibina  atas dasar itu, maka approach
semacam ini adalah haknya, asalkan penggunaannya masih dalam
ukuran  norma-norma  yang  wajar, guna mengambil dasar-dasar
kebenaran bagi kita dan bagi bangsa  sesamanya  yang  seiman
atas fakta-fakta yang jelas ada, dalam kitab-kitab suci yang
bersangkutan. Kami kira,  tidak  ada  alasan  bagi  siapapun
untuk tidak menghormati kebebasan berpikir yang sehat ini.
 
Sebagai   salah  seorang  penganut  Islam  yang  yakin  akan
kebenaran ruh ajaran agama ini yaitu agama yang mengutamakan
kebebasan  akal  dan  ilmu,  yang  seperti  tercantum  dalam
Al-Quran dan  literatur-literatur  Islam  yang  sudah  cukup
tersebar,  dalam  bentuk suatu apologi Islam yang cemerlang,
mengakar dan tak tergoyahkan.
 
Saya   rasa   sudah    mulai    datang    masanya,    dimana
anggauta-anggauta  dari  suatu ummat beragama bebas berpikir
dan mengoreksi dasar-dasar kepercayaannya, apakah ia  sesuai
dengan  pembawaan  atau  fitrah  manusia  atau  tidak. Agama
apapun, yang tidak  sesuai  dengan  fitrah/ratio/akal  sehat
ini,   apakah  ia  bernama  Islam,  Hindu,  Katolik  ataupun
Protestan dan lain-lain, berangsur-angsur akan  ditinggalkan
oleh  ummat  manusia. Tidak ada satu kekuasaanpun yang dapat
menahan arus kesadaran ini. Ini baru  suatu  kompetisi  yang
sehat,  yang  adil. kompetisi yang ditentukan oleh hukum dan
seleksinya oleh penganut kepercayaan  itu  sendiri,  sebagai
hak  privelegenya/pribadinya, yang tak dapat diganggu gugat.
Jadi bukan kompetisi adu kuat. memberikan  beras,  adu  kuat
memberikan   obat-obatan,  pakaian  dan  benda-benda  materi
lainnya, dus menggunakan segi-segi yang lebih  dalam  posisi
manusia awam, manusia yang kehidupannya under developed yang
ekonominya terbelakang.
 
Menghadapi  tantangan  ini  maka  Islam  yang   posisi   dan
kondisinya  latent sekali serta memiliki penuh syarat-syarat
untuk menerima tanggung jawab mengembani masa depan  manusia
yang  gemilang, akan selalu menyambut hangat cetusan pikiran
penyaluran kehendak fitrah yang bebas serta  bersifat  abadi
itu.
 
Dalam  arus  besar  inilah  termasuk butiran-butiran pikiran
yang  brilliant  dari  sdr.  Zulkarnain,  yang   kini   saya
mendapatkan kehormatannya untuk meletakkan kata sambutannya.
 
Dan  untuk  menghadapi  koreksi  serupa,  ummat  Islam telah
memiliki kepercayaan bagi dirinya dimana kitab sucinya telah
menyebutkan:  "Alhaqqu  min  rabbika  falaa  takunana  minal
muntariin." Maka sarjana besar  Sir  Bernard  Shaw  berkata:
Religion  of educated, culture and Enligtened people will be
Islam. = BAHWA AGAMA YANG AKAN MENJADI ANUTAN  ORANG  BANYAK
DIMASA  DEPAN,  DIMANA ORANG TELAH BERKEBUDAYAAN YANG TINGGI
DAN TERPELAJAR ADALAH ISLAM.
 
Sekian, wassalam wr. wb.
 
RIWAYAT SINGKAT PENULIS
 
Menurut bintang, penulis dilahirkan pada rasi Gemini,  yaitu
tanggal  6  Juni,  tahun  1943,  ketika bumi Indonesia masih
dalam asuhan "saudara tuanya," yang kemudian  sesudah  dibom
atoom,  menyatakan  menyerah tanpa syarat kepada Amerika dan
sekutunya. Saya dilahirkan tanggal enam, bulan  yang  keenam
pada  hari  keenam jam enam pagi. Apakah pembaca percaya itu
ataukah tidak, terserah, tetapi  begitulah  yang  dituliskan
oleh  bapak  pendeta ketika mempermandikan saya pada tanggah
27 Nopember 1949 di Pekalongan. Saya  anak  Kristen,  tetapi
jelas  bukan  Kristen  abangan,  sebab  pada tahun 1936 ayah
saya, Izaak Hendrik, telah lulus dari  Kweekschool  van  het
Leger  Des  Heils Bandung, yaitu sekolah Opsir, atau sekolah
pendeta dari sekte Bala Keselamatan, masih  termasuk  mashab
Methodist - Inggris.
 
Oleh karena sejak kecil saya sudah harus membaca Injil, maka
akhirnya saya mahir dalam menghapal dan mengetahui ayat-ayat
Injil, seperti para pendeta dan calon pendeta pada umumnya.
 
Meskipun  ayah  saya  pengikut  faham Protestan, tetapi saya
disekolahkan di sekolah Katolik, yaitu pada  waktu  di  S.R.
tiga  tahun lamanya, S.M.P. dua tahun lamanya, dan di S.M.A.
setahun  pula.  Selebihnya  saya  bersekolah  di   sekolahan
Kristen  (Protestan  maksudnya).  Dalam sekolah Katolik saya
harus pula mempelajari agama Katolik, sebab disana, andaikan
murid itu pandai sekalipun bila vak agama (Katolik tentunya)
mendapat angka 5, tidak akan ia  dinaikkan  kelasnya.  Waktu
saya duduk dikelas dua S.M.P., saya dikeluarkan, karena saya
menentang pateer Paulinos yang  mengajarkan  Sejarah  Dunia,
yang dalam menerangkan tentang Reformasi, banyak sekali saya
rasakan menyinggung kenyataan yang saya peroleh dalam  agama
Protestan.  Didalam kehidupan saya dalam agama Kristen, saya
merasakan amat bahagia, sebab saya adalah  seorang  diantara
sekian  banyak orang yang telah diselamatkan oleh Yesus juru
selamat saya, Anak Allah yang telah turun kedunia mati ganti
dosa-dosa  kita.  Saya sangat fanatik pada agama saya, sebab
negeri saya, (Timor Kupang) 95% Kristen,  lagi  pula  banyak
paman-paman    saya    yang    menjabat    penetua,    yaitu
pendeta-pendeta kecil didesa disamping ayah  sayapun  adalah
seorang pendeta. Itulah makanya saya pernah bermukim setahun
lamanya dalam sekolah pendeta jalan Kramat Raya 55  Jakarta,
yaitu  kira-kira  tahun  1962.  Islam bagi saya adalah bukan
suatu agama. Islam itu kolot,  Islam  identik  dengan  Arab,
sedangkan  Arab  itu  kikir.  Agama  Islam  tidak memperoleh
keselamatan  Illahi,  sebab  tidak  mengakui  Yesus  sebagai
anakNya  yang  tersalib  ganti dosa dan salah kita. Ia, bila
hendak sembahyang harus berteriak-teriak dahulu, dan mencuci
kaki  serta  meminum air bekas cuciannya, alangkah kotornya.
Islam itu kejam, mengacaukan negara kita, mau  pula  merubah
dasar  negara  kita  menjadi  negara Islam, dan untuk itu ia

memberontak.

BAGAIMANA SAYA MENGENAL ISLAM
 
Sejarah ibarat roda, selalu berputar dan berputar.  Demikian
pula  dengan  manusia.  Apa yang baru dihari ini, akan usang
dikeesokannya, apa yang baik hari ini, belum  tentulah  baik
kemudiannya.  Dunia  penuh  dinamika  dan romantika. Sayapun
penuh dengan dinamika dan romantika. Pada  tahun  1964  saya
naik  kereta  api  dari  Jakarta  ke  Surabaya,  entah suatu
kesengajaan yang sudah diatur oleh Tuhan ataukah  bagaimana,
tetapi  yang  jelas  saya  telah  duduk  berdampingan dengan
seorang yang mengaku bernama Haji Mahmud, yang tertarik oleh
ketekunan saya membaca injil, akibatnya berdialog, dan dalam
dialog itu ia memberikan pada saya  "Sebuah  ajaran  Islam,"
yang  bunyinya: 'Kul huallahu Ahad, Allahus samad, Lam yalid
walam yulad, Walam yakun lahu kufuwan Ahad,'  yang  artinya:
Katakanlah   wahai  Muhammad,  sesungguhnva  Allah  itu  Esa
tempatmu bergantung. Ia  (Allah)  tidak  beranak  dan  tidak
diperanakkan, dan Ia tiadalah mempunyai tandingan."
 
Haji  tersebut  menerangkan, bahwa Islam bukan hanya sekedar
Agama, tetapi juga suatu risalah, suatu ideologie dan  suatu
falsafah, yang cocok untuk sega]a bangsa dan golongan. Islam
tidak  mengenal  diskriminasi,  dan  jabatan,  dan  pangkat,
itulah  sebabnya dalam mesjid hanya dipakai tikar, dan dalam
sambahyang semua ummatnya harus  tunduk  hingga  mukanya  ke

bumi tanpa memandang dia itu apa dan siapa.

mengapa-saya-masuk-agama-islam